Pengungkapan Kasus Kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri

Polda Metro Jaya akhirnya memberikan penjelasan mengenai penyebab kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit lakban di kosnya yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa, 29 Juli 2025, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyatakan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan bahwa korban meninggal tanpa ada keterlibatan pihak lain.

Kesimpulan Hasil Penyelidikan

Kombes Wira mengungkapkan bahwa kesimpulan tersebut diambil setelah hampir sebulan melakukan penyelidikan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk ahli dan pihak eksternal. “Indikator daripada kematian ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Wira. Proses penyelidikan yang komprehensif ini melibatkan pengumpulan barang bukti dari 20 titik CCTV dan pemeriksaan terhadap laptop korban.

Sebanyak 24 orang saksi telah diperiksa, termasuk istri korban dan penjaga kos yang pertama kali menemukan korban. Informasi yang beredar mengenai kondisi korban saat ditemukan, seperti adanya ikatan di tangan dan kaki, ditepis oleh Wira. “Tangan dan kaki ADP tidak terikat saat ditemukan,” jelasnya.

Proses Penyelidikan yang Teliti

Wira menambahkan bahwa penyelidik telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap akses masuk ke kamar korban. Diketahui bahwa tidak ada akses lain untuk masuk ke dalam kamar ADP selain pintu dan jendela. Plafon kamar juga diperiksa dan dalam kondisi baik tanpa ada kerusakan.

Rekaman CCTV dari 20 titik menunjukkan aktivitas ADP sebelum kejadian. Rekaman tersebut mencakup lokasi-lokasi seperti kantor ADP, mal, rooftop gedung Kemlu, serta kos tempat tinggalnya. Wira menjelaskan bahwa tidak ada penyisipan dalam rekaman CCTV, dan perubahan sudut pandang CCTV terjadi atas permintaan istri ADP ketika penjaga kos diminta untuk mendobrak pintu kamar.

Temuan Barang Bukti dan Riwayat Digital

Polisi juga menemukan ponsel ADP yang berisi riwayat pencarian mengenai penyakit yang dialaminya. Namun, tidak ditemukan riwayat digital yang menunjukkan adanya ancaman fisik atau psikis terhadapnya. “Tidak ditemukan DNA milik orang lain selain DNA milik korban, termasuk pada lakban dan barang bukti di TKP, seperti seprai dan bantal, yang semuanya hanya mengandung DNA korban,” tambah Wira.

Berdasarkan seluruh penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa tidak ada dugaan tindak pidana dalam kasus kematian ADP. “Belum menemukan adanya peristiwa pidana,” ujar Kombes Wira, menegaskan bahwa hasil penyelidikan tidak menunjukkan indikasi kejahatan.

Pengungkapan Kasus Kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri: Tanpa Keterlibatan Pihak Lain

Kronologi Kejadian

Kematian diplomat muda ini terjadi pada Senin, 7 Juli 2025, ketika korban diketahui pergi ke rooftop gedung Kemlu selama 1 jam 26 menit. Korban meninggalkan tas gendong dan tas belanjaan di sana. Jasad ADP ditemukan oleh penjaga kos pada Selasa, 8 Juli 2025, pukul 08.30 WIB, dalam kondisi mengenaskan dengan wajah terbungkus plastik dan dililit lakban kuning.

Dalam upaya menuntaskan penyelidikan, polisi telah memeriksa 24 orang saksi yang meliputi penjaga kos, istri korban, tetangga, sopir taksi yang mengantar, rekan kerja, dokter rawat jalan, hingga saksi ahli. Penyelidikan dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (scientific investigation) yang melibatkan berbagai pihak, seperti Puslabfor Bareskrim, Pusident, tim digital forensic, dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya.

Penutup

Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri ini menjadi perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi. Namun, dengan hasil penyelidikan yang menyatakan bahwa korban meninggal tanpa keterlibatan pihak lain, diharapkan masyarakat dapat memahami situasi ini dengan lebih baik. Polda Metro Jaya berkomitmen untuk terus memberikan informasi yang transparan dan akurat terkait kasus ini, serta menjaga kepercayaan publik terhadap proses penegakan hukum.

Diharapkan, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap situasi yang dapat membahayakan keselamatan, serta pentingnya dukungan mental bagi individu yang mengalami tekanan.

Leave a Comment