Rangkuman IPAS BAB 4 Kelas 5 Kurikulum Merdeka

Ringkasan Materi IPAS Kelas 5 BAB 4 “Ayo Berkenalan dengan Bumi Kita” Kurikulum Merdeka

Bab 4 dari buku ajar IPAS kelas 5, berjudul “Ayo Berkenalan dengan Bumi Kita” pada Kurikulum Merdeka, mengajak peserta didik untuk memahami struktur permukaan Bumi dan mengidentifikasi perubahan yang mungkin terjadi akibat tindakan manusia atau kondisi alam.

Kegiatan dimulai dengan pengamatan terhadap kondisi lingkungan di sekitar sekolah. Peserta didik diajak untuk memperhatikan dan mengenali relief alam yang ada di sekitar mereka. Setelah memahami konteks relief alam, peserta didik akan diperkenalkan lebih lanjut pada konsep perubahan struktur Bumi dan perubahan lingkungan seiring berjalannya waktu.

Tujuan dari bab ini adalah agar peserta didik dapat menggali pengetahuan tentang struktur permukaan Bumi serta memahami bagaimana manusia dan kondisi alam dapat mempengaruhi perubahan tersebut. Dengan demikian, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kesadaran lingkungan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara manusia dan Bumi.

Materi BAB 4 IPAS Kelas 5 Kurikulum Merdeka

Topik A: Ada Apa Saja di Bumi Kita?

Mungkin kebanyakan peserta didik berpikir bahwa bentuk permukaan Bumi datar seperti permukaan jalan. Padahal, bentuk permukaan Bumi pada kenyataannya tidaklah rata. Ada daerah yang lebih tinggi maupun lebih rendah dibandingkan daerah lainnya. Bentuk permukaan Bumi yang memiliki perbedaan tinggi-rendah ini dikenal dengan istilah relief.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, ternyata bentuk permukaan Bumi kita tidaklah datar dan mulus, melainkan bermacam-macam bentuknya. Ada daerah yang menonjol, daerah yang cekung, daerah yang terisi oleh air, dan ada pula daerah yang kering. Untuk memudahkan dalam mempelajari tentang struktur Bumi kita, para ilmuwan membagi Bumi menjadi tiga bagian, yaitu litosfer (daratan), hidrosfer (perairan), dan atmosfer (udara). Di daratan (litosfer) terdapat beberapa daerah di permukaan Bumi yang memiliki istilah-istilah berikut ini :

1. Bukit merupakan tumpukan tanah yang lebih tinggi daripada tempat sekelilingnya, lebih rendah daripada gunung. Contohnya :
a. Bukit Asah di Karangasem, Bali;
b. Bukit Merese di Lombok, Nusa Tenggara Barat; dansebagainya.

2. Gunung merupakan bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m). Contohnya :
a. Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat;
b. Gunung Semeru di Jawa Timur; dan sebagainya.

3. Lembah merupakan wilayah bentang alam yang berada di sekitaran gunung (di bagian kaki gunung). Contohnya :
a. Lembah Baliem di Papua;
b. Lembah Harau di Sumatera Barat; dan sebagainya.

4. Dataran rendah merupakan bagian permukaan Bumi yang berada di daerah rendah dan memiliki permukaan yang rata. Contohnya :
a. Dataran rendah Pantura di Jawa Tengah;
b. Dataran rendah Palembang di Sumatera Selatan; dan sebagainya.

5. Dataran tinggi merupakan bagian permukaan Bumi yang berada di daerah tinggi (sekitar 700 m di atas permukaan laut) dan memiliki permukaan yang rata. Contohnya :
a. Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah;
b. Dataran tinggi Alas di Aceh; dan sebagainya

Selain litosfer, ada beberapa bagian di permukaan Bumi yang digenangi air dan disebut hidrosfer. Istilah ini berasal dari kata hidro yang artinya air dan sphere yang artinya lapisan. Secara harfiah, hidrosfer adalah lapisan air di seluruh permukaan Bumi. Seluruh air yang ada di permukaan Bumi, seperti sungai, danau, rawa-rawa, mata air merupakan bagian dari hidrosfer. Di perairan (hidrosfer) terdapat beberapa daerah di permukaan Bumi yang memiliki istilah-istilah berikut ini :

1. Sungai merupakan bagian dari permukaan Bumi yang digenangi air mengalir. Contohnya :
a. Sungai Kapuas di Kalimantan Barat;
b. Sungai Batanghari yang melintasi dua provinsi, yaitu Sumatera Barat dan Jambi; dan sebagainya.

2. Danau merupakan genangan air yang sangat luas dan dikelilingi daratan. Contohnya :
a. Danau Toba di Sumatera Utara;
b. Danau Towuti di Sulawesi Selatan; dan sebagainya.

3. Rawa merupakan tanah rendah (umumnya ada di daerah dekat pantai) yang digenangi air. Contohnya :
a. Rawa Bayu di Banyuwangi, Jawa Timur;
b. Rawa Lakbok di Jawa Barat; dan sebagainya.

4. Laut merupakan kumpulan air asin (dalam jumlah banyak) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Contohnya :
a. Laut Maluku;
b. Laut Jawa;
c. Laut Banda; dan sebagainya

Topik B:Mengapa Bentuk Permukaan Bumi Berubah-ubah?

Permukaan Bumi senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini bisa terjadi akibat banyak hal, baik hal-hal yang dilakukan oleh manusia ataupun hal-hal yang berkaitan dengan faktor alam. Contoh perubahan faktor alam, di antaranya gempa Bumi, gunung meletus, tsunami, hujan badai, angin puting beliung, dan sebagainya. Adanya bencana alam ini dapat mengubah kondisi lingkungan di sekitar kita. Misalnya, tsunami dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Pada umumnya, perubahan faktor alam ini sulit untuk kita kendalikan.

Berbeda dengan perubahan karena hal-hal yang dilakukan oleh manusia. Contoh perubahan karena aktivitas manusia, di antaranya pembangunan area perumahan, pabrik, jalan tol, dan gedung-gedung perkantoran di daerah dapat menyebabkan kondisi alam, seperti tepi sungai, hutan, area persawahan mengalami perubahan. Bisa jadi keberadaan hutan di suatu daerah menyebabkan daerah itu terasa rindang, namun setelah hutan ditebang maka suasananya menjadi gersang. Atau, kondisi suatu sungai yang awalnya jernih, kemudian berubah menjadi kotor akibat dari pembangunan pabrik yang berada di hulu sungai.

Topik C: Bagaimana Bumi Kita Berubah?

Permukaan Bumi tidak hanya terdiri atas satu lapisan saja, melainkan dalam bentuk lempengan-lempengan. Bagian-bagian yang diberi tanda garis berwarna kuning-kemerahan menunjukkan bidang batas antara lempeng satu dengan lempeng lainnya. Lempeng-lempeng ini akan bergerak sedemikian rupa akibat adanya arus konveksi pada bagian mantel dan inti luar.

Pada topik bahasan ini, peserta didik diajak untuk mengenal lebih dalam tentang bagaimana struktur lapisan permukaan Bumi yang berbentuk lempengan-lempengan yang dapat bergerak akibat arus konveksi pada mantel Bumi.

Pada prinsipnya, kalor akan berpindah dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Ketika zat cair bergerak, apapun yang mengapung di atasnya akan ikut bergerak. Hal ini juga terjadi pada lempeng-lempeng Bumi, di mana lempeng-lempeng tersebut bergerak akibat adanya arus konveksi di inti luar dan mantel Bumi.

Molekul-molekul air yang memiliki suhu lebih tinggi akan bergerak lebih cepat dibandingkan molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah. Gerakan molekul ini akan melambat ketika molekul-molekul air yang lebih panas bertemu dengan molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah.

Sehingga seolah-olah air yang suhunya lebih tinggi bergerak ke arah air yang suhunya lebih rendah. Adapun molekul-molekul air yang suhunya lebih rendah bergerak lebih lambat. Ketika ada kalor yang didapatkan dari uap air panas, molekul-molekul air ini gerakannya akan lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Pergerakan kalor dengan cara merambat melalui medium cair ini disebut dengan konveksi.

Demikian informasi tentang Rangkuman IPAS BAB 4 Kelas 5 Kurikulum Merdeka yang bisa operatorsekolah bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.